Survei
Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 dimaksudkan untuk mendapatkan
data luas panen dan luas baku lahan dengan pendekatan rumah tangga pertanian
dan pengukuran lahan di lapangan. Dari hasil survei ini akan diketahui seberapa
besar perbedaan data luas panen dan luas tanam jika dibandingkan dengan hasil
pendataan Statistik Pertanian (SP) yang rutin dilakukan setiap tahun. Survei
ini juga diharapkan dapat memperoleh angka konversi galengan terbaru untuk
perhitungan luas panen dan luas tanam bersih di lahan sawah.
Survei ini dilaksanakan dengan 2 (dua) metode yaitu wawancara langsung
ke responden dan pengukuran luas lahan di lapangan. Sampel rumah tangga yang
akan dilakukan pengukuran luas lahannya langsung ke lokasi lahan dengan
menggunakan GPS.
Pelaksanaan lapangan kegiatan ini baik wawancara maupun pengukuran lahan
akan dilaksanakan selama 3 (tiga) periode. Pada bulan Mei–Juni 2015 untuk memotret
luas panen Subround I 2015 (Januari-April 2015), September-Oktober 2015 untuk
memoret luas panen Subround II (Mei-Agustus 2015), dan Januari-Februari 2016 untuk
memotret luas panen Subround III (September-Desember 2015).
Kecamatan yang terkena kegiatan ini sebanyak 17
Kecamatan dari 25 Kecamatan yang ada di Kabupaten Asahan. Tahap pertama
pelaksanaan updating, pencacahan dengan wawancara, maupun pengukuran langsung
dengan GPS sudah selesai dilaksanakan sesuai target. Semoga pada tahap kedua
maupun ketiga nantinya juga bisa berjalan dengan lancar. Lintas Kecamatan yang
dilalui petugas lumayan jauh, walaupun sudah diupayakan untuk lintas di
Kecamatan terdekat masing-masing tapi ada juga beberapa petugas yang harus
lintas mencapai 30 sampai dengan 60 kilometer dengan melewati jalan lintas
Sumatera maupun melewati jalan perkebunan yang sepi, dan tak jarang jalan
perkebunan tersebut masih banyak yang rusak, apa lagi harus melalui jalan
perkampungan yang bila hujan becek bila panas banyak debu.
Setelah
pelaksanaan updating, petugas melaksanaan pencacahan dengan melakukan wawancara
pada responden terpilih. Tahap terakhir setelah update dan pencacahan adalah
pengukuran langsung dengan GPS yang dilaksanakan pengawas. Hal yang sebelumnya
sudah dibayangkan, waduh………pasti sangat lelah harus berjalan menelusuri
bedengan (benteng) baik bedengan luar maupun bedengan dalam, jarak dari rumah
responden ke lahan yang akan diukur ada yang sangat jauh, ditambah lagi luas
lahan yang akan di ukur ada yang lebih dari dua hektar. Coba pembaca bayangkan,
sudah lebih dari dua hektar lahannya juga lebih dari satu bidang, kalau orang Batak
bilang amangoi amang, kalau orang Tanjungbalai bilang bajayo, kalau orang Melayu
bilang alamak, ya………. Terserah mau pakai bahasa apa yang jelas pasti bukan
hanya penulis ini yang mengalami hal seperti ini, teman teman pengawas yang
lain di seluruh Indonesia juga pasti mengalaminya walau tidaklah seberat yang
seperti penulis rasakan ini. Akan tetapi semua tergantung niat, keseriusan maupun
rasa tanggung jawab sehingga pekerjaan seberat apapun akan terasa ringan.
Semoga keberhasilan di tahap satu ini akan menjadi motivasi untuk keberhasilan
ditahap kedua dan ke tiga nanti.
(ENDA,
SE, Kasi Produksi BPS Kabupaten Asahan).